Kukila Migran di Yogya Seleksi Tidak Berbaur 6 Bulan Dibanding Berbaur di Tempat Lain
Kukila migran tipe layang- layang asia( Hirundo rustica) senantiasa datang di Yogya serta berdiam sepanjang dekat 6 bulan dari September hingga Maret kala desa tamannya di bagian Alam utara lagi hadapi masa dingin. Walaupun berbulan- bulan berdiam di Yogya( dikala ini mulai dari Titik Nihil Km hingga area Rumah sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta), tetapi ribuan kukila layang- layang asia itu tidak terdapat yang berbaur ataupun bertumbuh biak.
Pakar kukila dari Universitas Arwah Berhasil Yogyakarta( UAJY), Pramana Yuda, berkata sepanjang mampir di Yogya, kukila layang- layang asia cuma mencari makan sebab situasi area di tempat asalnya tidak membolehkan untuk mereka buat hidup serta memperoleh santapan yang lumayan.
“ Memanglah kukila layang- layang asia di mari tidak breeding,” tutur Pramana Yuda dikala ditemui di tengah kegiatan bird memadankan ataupun pencincinan kukila layang- layang asia bersama Perkumpulan Pengamat Kukila Jogja( PPBJ) di area Museum Sonobudoyo Yogyakarta, Selasa( 24 atau 1) malam. Daur itu bagi Pramana Yuda telah tercipta sepanjang beratus- ratus tahun, dimana dikala menjelang masa dingin mereka hendak
Kukila Migran di Yogya
berangkat ke selatan yang lebih hangat. Setelah itu sehabis masa dingin di Utara berakhir, mereka hendak balik buat bertumbuh biak.“ Jadi di mari mereka pula mempersiapkan daya buat balik serta breeding di tempat asalnya. Itu telah jadi sejenis asal usul kehidupan mereka,” tutur ia.
Situasi hawa serta cuaca mungkin jadi salah satu aspek mengapa layang- layang asia tidak ingin bertumbuh biak di Indonesia ataupun area tropis yang lain. Perihal itu bisa jadi pula berhubungan dengan situasi hormonal mereka, tetapi perihal itu butuh diawasi lebih jauh lagi. Yang tentu, desa tamannya dikala mereka kembali pas dalam situasi merambah masa semi yang hangat serta lagi banyak- banyaknya serangga. Dalam situasi hawa serta santapan yang banyak seperti itu mereka sedia buat bertumbuh biak.
“ Serangga banyak, makanannya berlimpah. Jadi ia pula mencermati jika ingin memiliki anak hingga wajib sedia, salah satunya terpaut ketersediaan santapan. Jadi mereka enggak hendak breeding jika situasi makanannya tidak bagus,” ucapnya.“ Mendekati serupa orang, kan jika ingin berjodoh serta memiliki anak ia wajib memiliki pemasukan yang lumayan buat mendanai kehidupan buah hatinya,” tutur Pramana Yuda. Selaku data, tiap tahun terdapat puluhan kukila migran tipe layang- layang asia yang mampir di pusat Kota Yogya. Informasi observasi terakhir Perkumpulan Pengamat Kukila Jogja( PPBJ), pada tahun 2022 kemarin terdaftar turun ekstrem cuma dekat 8. 000 saja, sementara itu lebih dahulu jumlah terdaftar menggapai dekat 23. 000 orang.
“ Nyaris 3 kali bekuk dari lebih dahulu. Tetapi belum dikenal tentu faktornya, asumsi kita itu berhubungan dengan pergantian hawa,” tutur Ketua PPBJ, Nicosius Liontino Alieser.situs lagi gacor nie hanya ada di => argo4d